“gimana
keadaan kantor? Kalo ada yang gak masuk, suruh telepon atau sms saya!”
Mmmh,
sms seperti ini hampir tiap hari ku terima. Big Bos memang tidak setiap hari ke
kantor, begitu banyak proyek yang beliau kelola, begitu banyak pula beliau
traveling , dan sudah pasti juga begitu banyak pula hari dimana beliau tidak
datang ke kantor.
“abseeeen....
ayo absen, nanti diperiksa bapak!!!” wuihhh, seketika terdengar suara riuh dan
langkah kaki yang setengah berlari, semua penghuni kantor yang kakinya
menginjak bumi pada memburu lembaran absen dan pena standart warna-warni, pink,
hijau muda, kuning, yang tintanya sebenarnya hitam semua. Ups, diperiksa Big
Bos??? Padahal aku hanya iseng aja hihihi.
Ku
amati desain rumah terbaru hasil karya arsitek jebolan “layo” Salma Ayu, ST.
Konsep minimalis modern namun tetap bernuansa islami. Kali ini mulai membidik
pangsa pasar untuk keluarga muda dengan type rumah 36 dan 45. Keren abis deh.... aku
paling suka denah rumah tipe 36 nya, ehm... itu karena akulah sang konseptornya
hihihi. Ayu langsung Oke waktu aku beri alternatif denah selain denah yang sudah
dia buat. “bagus nian mbak, Ayu suka, pake denah mbak be,pasti Pak Tarjo
langsung ACC.” Mmmh, alhamdulillah. Sebenarnya dari dulu aku suka membuat denah
rumah, tapi takdirku ternyata harus puas dengan melukis pemandangan , sawah ,
tanaman ,dan pegunungan di fakultas pertanian.
Satu
sms ku terima,
“ass...
siyah sibuk kah hari ini, ada waktu?”
Pengirimnya
mbak Rahma, ya... aku ingat terakhir waktu smsan dengan beliau. Adiknya mbak
Rahma yang baru seminggu yang lalu menikah akan ngunduh mantu di Palembang,
mbak Rahma sekeluarga sabtu ini pasti sudah ada di Palembang. Aku telepon deh.
“assalamu’alaikum
mbk”
“wa’alaikumsalam
siyah, sibuk ya hari ini, siyah dimana sekarang posisinya?”
“iya
mbak, syh lagi di kantor, maklum hari sabtu kerja. Mbak udah di Palembang ya,
dimana mbak biar nanti sepulang kerja syh susul.”
“hehehe,
dimana ini ya? Mbak juga bingung syh. Kan udah lama sekali mbak meninggalkan
Palembang.ini lagi di jalan.”
“oh...hehehe”
“siyah,
tadi mbak hubungi mbak Fit. Katanya ada Tarhib ramadhan di Masjid Taqwa jam 2
ya? Kalo syh ada waktu kita ketemu di sana ya”
“astaghfirullah,
iya mbak. Syh sampe lupa, iya mbak nanti syh susul ke sana pulang kerja”
“oke,
sampai ketemu ya”
“iya
mbak. Duh kangen sangat. Assalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam”
Mbak
Rahma, mana mungkin aku melupakan beliau. Masa-masa awal di kampus pertanian,
masa-masa paling kukenang J. Kepanitiaan acara pertama yang paling
berkesan bagi ku.
AADC,
lucu banget tim teaternya. Hehehe mana mungkin aku lupa. Karena setelah itu tak
pernah ada acara yang mengharuskanku mengenangnya. Ah... biasa saja.
Satu
sms masuk,
“gimana
gambar rumahnya Ayu,sudah jadi?”
Mmmh,
kebiasaan banget deh nih Big Bos, kenapa gak sms Ayu langsung sih.
“laptopnya
Ayu sakit pak, rencananya mau di operasi dulu. Komputer di ruangan Ayu gak ada
3D nya.”
Mmmh,
kejar daedline nih si Ayu...
“ya
sudah. kantor tutup aja, kalian boleh pulang semua, yang penting hari senin laptopnya
sudah sehat lagi”
Hahhhhh.....
alhamdulillah. Terimakasih ya Allah, aku bisa datang ke masjid Taqwa. wah asyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiik.
“oh,
oke pak. Tapi bapak gak marah kan?’
“
ya nggak lah, yo wish tuo kok marah. Hehehe met malam mingguan ya semua .”
“oke ”
Alhamdulillah,
indahnya pertemuan dengan mbak Rahma di masjid Taqwa sudah tayang di otakku,
segera kumatikan laptop dan....
“dek,
berentilah OL tuh, matiinlah komputernyo. Balek!”
“hah,
balek mbak?” nita tampak bingung, lalu ku sodorkan hpku, nita dengan seksama
membaca sms dari Big Bos.
“Baleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeek...
alhamdulillah memang pengen nian balek cepet hari ini”
Dan
semua penghuni kantor yang ngefans sama jam 4 sore, segera berlamburan ke luar
kantor.
******
Kupandangi
masjid Taqwa yang semakin megah jika dibandingkan dengan 6 tahun yang lalu
sebelum di renovasi, beberapa ikhwah tampak di pelataran tangga dan teras
masjid. Seperti biasa selalu ada yang gelar dagangan, dan tempat itulah yang
pertama kali ku tuju (gubrak... gak berubah aku ini”. Mmmh, gak ada barang yang
spesial. Segera kunaiki satu demi satu anak tangga dan mengisi absen, kuterima
satu buku panduan dan satu kupon undian hadiah (hadiahnya apaan yahhhhh).
Di
masjid Taqwa ini, aku bertemu beberapa teman semasa di kampus dulu, tapi
saudari2 yang ku harapkan hadir ternyata tak pernah ada di setiap acara seramai
ini. Ajeng, cekna, triliani, teman2 liqo’ku yang lain, duh pengen deh bisa
ketemu mereka. Sama-sama tinggal di Palembang. Ku ambil hp, ya, sms Reni triasari,
gak seru kalo gak ada Reni, mumpung beliau sedang ada di palembang.
“mbuuuuuuuuuuiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,
heeee datang dak ke masjid Taqwa”
“waduh
syh, afwan lagi dedline nah, izin dulu caknyo. Mudah2an dak keno marah
MR.hihihi. Oh iyo, aku tadi dari
kondangan, desinyo nisa nikah.”
“oh,hehehe.
Syh sekalian reuni sama mbak Rahma mbui, masih ingatkah dikau?”
“oh,
ado mbak Rahma ye,dalam rangka apo mbak Rahma ke Palembang?”
“ehm...
kangen samo syh lah mbui, kangen nian ye, sudah 8 tahun dak jumpa”
“hehehe.
okelah, salam be yo samo mbak Rahma.”
“oke
mbui.”
“mbak,
po kabar?” huuuuf mengejutkan saja, seseorang menepak pundakku.
“nah,
desi. Apa kabar dek”. Desi, akhwat FKIP angkatan 2002 memang gak berubah dari
dulu, selalu kocak dan ceria. Tak pernah membosankan saat berjumpa dan bercanda
dengannya.
Hpku
berbunyi, dari mbak Rahma,
“dek,
mbak udah di depan masjid Taqwa.”
“oh,
iya mbak, syh keluar sekarang!”
Segera
aku berlari menuju pintu keluar masjid, tak peduli siapapun yang ku lewati,
mata dan otakku hanya tertuju ke arah depan masjid, sempat ku lihat kak Anton de
carola dengan kamera andalannya tampak mengerutkan kening melihatku, bodo’ amat
deh...
Dan....
subhanallah. Senyum dan lambaian tangan itu. Benar itu mbak Rahma... setelah 8
tahun tak berjumpa.
Segera
ku percepat lariku menuruni anak tangga dan kuraih tangannya, ku peluk seerat
mungkin. Dekapan tangan yang tetap sama ketika dulu beliau memelukku saat aku
tak kuat lagi menahan tangis. Aku menangis haru dalam hati, kerinduan yang
telah lama.... beliau menghilang tanpa kata terakhir untukku....8 tahun yang
lalu.
Suasana
di dalam masjid tampak tak begitu ramai, yah...biasa saja bagiku.
Tampak
Dr.H.Baharuddin Husin, M.A sedang ber”Orasi”. Beberapa ada yang menyimak,
beberapa ada yang smsan, beberapa ada yang ngobrol, beberapa ada yang ngipasin
babynya, ehm...Aku, mbak Rahma dan mbak Fitri SKM’00 tak kalah seru reunian.
Air
mata mbak Rahma, sesekali membasahi pipinya. Aku bisa mengerti betul apa yang
beliau rasakan . Beban yang selama bertahun-tahun,
ingin beliau curahkan langsung kepada mbak Fit. Sesekali aku pura2 sibuk dengan
hpku agar mereka bisa leluasa berbagi cerita. SUPER sekali, kenapa ya dulu gak
gabung ke nadwah aja, gak sangka ikatan persaudaraan diantara anak2 nadwah itu
sangat kuat.. jadi ingat Chincin Parlena, anak nadwah yang hidup akrab jadi
tukang ojekku selama seminggu di muntok 2010 silam. Karena Allah, hati cepat
sekali terikat, tertaut, dan itu hanya karena Allah.
Kulihat
mbak Rahma mengetik sms di hpnya, sepertinya beliau tampak gelisah,
“mbak,
tenang aja, nanti syh yang antar mbak pulang. Syh antar sampe pintu wisma
UNSRI. Oke.”
Mbak
Rahma berhenti mengetik dan memasukkan hp ke saku bajunya.
“iya,
tenang aja Rahma, syh nanti yang nganter pulang. Eh syh nganternya pake motor
ya?” tanya mbak Fit.
“yaaaaa,
naik angkot aja gak apa2 khan mbak? Heeee, nanti kalau agak nyasar sedikit,
harap maklum ya mbak heee”
“yaeeelaaah,
kirain. Gaya bener syh nih. Mbak fikir mau nganter pake kendaraan apa gitu, mobil
kek, atau motor kek. Naga2nya bakal kesasar lagi...”. hehehe lucu banget deh
lihat ekspresinya mbak Fit, mbak Rahma
senyum2 aja. “Iya dek, mbak nurut aja sama syh”
“oke,
abis acara ini kita ke KI ya mbak. Makan2!”
“KI???”
mbak Rahma bengong lagi deh.
“Kambang
Iwak, Rahma. Masih ingat kan? Dulu kita kan sering lewat pinggir waduknya”
Mbak
Fit mencoba membuka memori kebersamaan mereka.
“ooohhhh...
insya Allah ingat.”
Suasana
KI benar2 berbeda dari KI yang dulu.....luar biasaaaaaaaaaaaaaaa.......
Aku
tersadar, hpku bergetar, tapi baru sebentar ku rogoh tasku, nadanya terhenti.
Yahhhh telat angkat.
Ku
lihat tulisan nama Miftahul Jannah, segera ku sms
“assalamu’alaikum.
Afwan ta. Syh lagi di KI, suasana riuh.bising. eh syh sedang bersama mbak Rahma
BDP’00 dan Mbak Fit SKM’00. Kami reunian.”
“ya,
gpp. KI? Salam sayang untuk siyah, mbak
Rahma dan mbak fit ”
Segera
kumasukkan hpku ke dalam tas dan menikmati perjalanan seputaran KI. Ku dengar
mbak Fit berbicara di hpnya, “mbak di jemput suami, mau nginep di rumah mertua.
Gpp ya”
Akhirnya
tinggallah aku dan mbak Rahma berdua saja.
“mbak,
mau makan apa?” tanyaku sambil melewati satu demi satu tempat makan di KI.
Mataku berkelana sepanjang KI, duh, cekna jualan dimana sih???katanya sabtu
minggu di KI, tapi dimana??? Kangen deh!
“terserah
syh, mbak nurut aja”
Hehehe
mbak Rahma dari dulu gak berubah ya, selalu nurut aja. Beruntung banget yang
jadi suaminya kelak.
“eh,
makan bubur ayam aja syh” akhirnya ngusul juga hihihi.
“mas,
bubur ayamnya dua porsi, makan di sini ya” kataku pada pelayan yang sama sekali
tak tampak seperti orang jawa.
“minumnya
mbak” tanya pelayan.
Kami
sepakat mau minum jus Alpokat (jiaaaaaaah ingat pas lagi makan siang di kantin
ekonomi).
“pokatnya
habis mbak” kata pelayan.
Akhirnya
kami sepakat memesan es jeruk manis.
“mbak,
dulu kok menghilang gitu aja.... afwan ya mbak, Syh terlalu sibuk, sampai tak
tau kalo mbak sudah meninggalkan Palembang. Syh baru tau pas rame2 cerita
tentang mbak.”
“ah,
sudahlah syh. Yang lalu biarlah berlalu. Syh nih apa kabar, tambah kurus
kayaknya”
Mbak
Rahma meraih dan menggenggam tangganku erat. Lagi-lagi matanya berlinang.
“hehehe.
Iya mbak. Lebih kurus dari yang dulu. Dak apo2 mbak. Tapi syh bahagia kok mbak ”.
“iya
lah. Mbak yakin kok. Syh ini tidak seperti kebanyakan orang yang biasa2 saja.
Syh ini hamba pilihan Allah yang istimewa. insyaAllah nanti suaminya bukan
orang biasa.”
“hahaha,
idih mbak. Mulai deh.jodoh lagi!”
“iya
dek. nikah lah. Atau adek ke Koba aja ya, syh cocok tinggal disana, orang
seperti syh pasti mati kreatifitas di Palembang, eh siapa tau jodohnya di Koba.”
“hohoho,
nanti deh mbak.bingung” segera kualihkan pembicaraan. Cerita2 masa-masa kampus
saat bersama beliau, lalu cerita2 setelah beliau pergi.
Tak
terasa waktu sudah sore, “mbak, syh benar2 gak nyangka kita akan ketemu lagi
hari ini setelah 8 tahun.”
“mbak
juga gak nyangka dek, benar2 unik”.
“apanya
yang unik mbak?”
“dirimu..
syh itu unik.”
“ahhhhhhhh...hehehe.
doain syh ya mbak.”
“iya
dek, InsyaAllah syh akan selalu sehat, nanti dapat suami yang sholeh, punya
anak2 yang sholeh wa sholehah, menjadi hamba Allah yang bermanfaat selama
hidupmu..aamiin”
Aku
hanya tersenyum, membalas tatapan matanya.
“iya
mbak. Doa yang sama untukmu.aamiin” doa ini ku ucapkan dalam hati, semoga
dikabulkan Allah.aamiin.
Suasana
gerimis menyambut kami di depan Wisma UNSRI bukit, mbak Rahma mengajakku untuk
sholat maghrib dulu di kamarnya karena memang sudah waktu nya sholat.
Setelah
sholat ku dekap erat beliau, dalam hati aku memohon ampun pada Allah
“ya
Allah, ampuni hamba, sungguh hamba bukanlah saudari yang terbaik bagi mbak
Rahma, andai saja dulu aku bisa membantunya, andai saja aku tak larut dalam
kesibukanku sendiri, andai saja aku dulu lebih peduli padanya. Bahagiakanlah
Mbak Rahma, limpahkanlah rahmat-Mu untuknya Ya Rabb.aamiin.”
Malam
minggu yang gerimis, di halte transmusi Pasca Sarjana Bukit, ku lihat pelangi
yang sangat indah tercipta sendiri dari benakku, mungkin itu pelangi di surga
kelak, dan akan muncul dengan nyata di pertemuan kami selanjutnya, di halte
busway di surga. aamiin.